Pamali telah ada sebelum munculnya Teoisme. Dimana
Masyarakat belum mengenal ajaran atau keyakinan tentang Tuhan. Pamali
berkembang bersama dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Pamali atau yang biasa kita dengar dengan
sebutan Tabu atau pantangan
adalah suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak
diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat. Pamali juga di anggap
sebagai nilai pencitraan tradisional dan kadang di kaitkan dengan sesuatu yang
mistis. Pamali biasanya tidak dapat diterima dan dapat dianggap menyerang atau
bahkan menghukum beberapa tindakan atau kebiasaan yang bersifat tabu bahkan
dapat dilarang secara hukum. Pelanggarannya dapat menyebabkan pemberian sanksi keras.
Selain itu juga membuat malu, aib, dan perlakuan kasar dari lingkungan
sekitar.
Sejak dulu istilah Pamali masih sering kita
dengar di kalangan orangtua. Contohnya pada masyarakat suku mandar tentunya. Namun
seiring waktu berlalu Istilah Pamali kurang di terima oleh generasi muda.
Begitu banyak pertanyaan tentang pamali yang selalu mengharapkan jawaban yang
logis. Maka tak heran jika banyak kalangan yang mulai membangkang dan menyebut
bahwa pamali hanyalah bagian dari Mitos yang tidak dapat di buktikan
kebenarannya. Nah… saya akan mengulas beberapa hal yang di anggap Pamali dan
mencocokkannya dengan beberapa alasan yang logis mengapa hal tersebut bisa di
anggap pamali. Di antaranya sebagai berikut.
cekidot !!
cekidot !!
1. Dilarang menggunting kuku di malam hari, atau kuntilanak
akan membuntutimu hingga pagi menjelang.
Penjelasan logis : orang – orang dulu khususnya
masyarakat mandar menggunakan pelita sebagai penerangan di malam hari dimana
belum ada listrik. Mereka menggunakan pisau atau celurit untuk memotong kuku. Para
orangtua khawatir pisau tersebut akan melukai jari anak – anak mereka di
karenakan penerangan dari cahaya pelita kurang memadai.
2. Dilarang makan sambil bercerita atau lehermu menjadi bengkak dan bernanah